Biografi
Dunia Di Balik Kaca
“Aku memandangi pecahan-pecahan piring di atas lantai melalui mata yang basah oleh air mata, kemudian menyayat wajahku karena marah. Aku memotong pipi, dahi, dan daguku. Merasa bahwa aku tidak akan kehilangan apa pun, dengan tenang aku berjalan menuruni tangga untuk menyatakan protes tanpa kata-kata. Dalam pikiranku, perbuatanku benar-benar waras. Aku tidak tahu bagaimana menuntut untuk dipahami. Aku tersesat dan terjebak, dan aku sedang membuat sebuah penyataan....Waktu itu usiaku sembilan tahun, dan aku hampir-hampir dikirim ke rumah sakit jiwa.”
| B0004986 | 920 Wil d | My Library (920 SD) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain